Temanggung, 8 Agustus 2024 - Kabupaten Temanggung dikenal luas dengan kesenian tradisionalnya yang beragam. Salah satunya pada Desa Gentingsari yang termasuk wilayah Kecamatan Bansari.
Desa Gentingsari yang memiliki 1396 jiwa ini terbagi menjadi tiga dusun, diantaranya Dusun Genting, Losari, dan Waduk. Meskipun tergolong sebagai desa yang kecil, Desa Gentingsari merupakan desa binaan yang memiliki banyak keunggulan di dalamnya.
Gentingsari memiliki pertanian dengan sayuran yang melimpah. Hal ini juga didukung dengan kesenian yang turut membangun citra dari desa ini. Salah satunya adalah kesenian tradisional pada Dusun Waduk.
Menurut Kepala Dusun Waduk, Dedi Purnawan, dusun ini dapat memaksimalkan potensi kesenian yang dimiliki karena keaktifan pemuda dan pemudinya.
“Kalau [Dusun] Waduk itu memang pemuda-pemudinya aktif Mas. Sering kumpul karena sebagian besar masih tinggal di sini. Bahkan yang sudah menikah pun masih turut berpartisipasi semisal di sini mau ada kegiatan, yang penting itu kumpulnya”, ujar Dedi.
Dusun Waduk memiliki berbagai macam kesenian seperti Topeng Ireng, Warok, Idakeb, Jaranan, dan masih banyak lagi. Salah satunya adalah Topeng Ireng Sapto Rimba Manunggal. Tarian ini merupakan bentuk kreasi yang memadukan berbagai elemen dari masing-masing kesenian.
Sapto Rimba Manunggal tergolong sebagai kesenian Topeng Ireng yang sudah tidak mengikuti pembakuan gerak. Sehingga lebih fleksibel pada seiring berkembangnya waktu. Mengingat, demi menjaga kelestarian kesenian sebagai warisan tiap generasi yang ada sebelumnya diperlukan penyesuaian agar diterima generasi muda yang berbeda tiap masanya.
Sapto Rimba Manunggal menjadi potensi di Desa Gentingsari. Kesenian ini menampilkan tarian semangat yang menceritakan peperangan panglima yang disebut Wiroyudho bersama pasukannya melawan sosok Leak sebagai perwujudan kekuatan jahat. Seni tari ini melibatkan 17 penari laki-laki dan biasanya ditambahkan lima penari perempuan.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro (Undip) 2024, salah satu mahasiswa yakni Faruq Faiq Al Farisi melakukan wawancara kepada Dedi sebagai kepala dusun di Waduk sekaligus ketua kesenian dan observasi kegiatan latihan kesenian dari para pemuda Dusun Waduk.
Setelah melakukan wawancara kepada ketua kesenian, dilanjutkan dengan dokumentasi pelatihan kesenian para pemuda Waduk yang biasa dilakukan antara pukul 20.30 sampai 00.00 WIB.
Adapun peserta latihan kesenian Sapto Rimba Manunggal sebagai salah satu kreasi dari tarian Topeng Ireng didominasi oleh pemuda usia remaja hingga 20 tahunan ke atas.
Kegiatan latihan dibagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah penabuh dan pemain gamelan. Kelompok kedua adalah penari yang setiap geraknya mengikuti tempo alunan gamelan yang beberapa lagunya mengambil dari lagu kesenian Wayang kulit.
Dari program ini, harapannya kesenian Desa Gentingsari dapat semakin dikenal luas di luar wilayah Temanggung, luar Jawa Tengah, atau dikenal di luar negeri sehingga pemanfaatan media dengan situs web ini menjadi jalan agar para pelaku kesenian semakin sering mempublikasikan kegiatan kesenian yang dimiliki dan memotivasi dusun lain di Desa Gentingsari.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook